Makna dan Maghza Ahlul Bait dalam Q.S Al-Ahzab Ayat 33 Pada Tafsir Al-Azhar
DOI:
https://doi.org/10.64341/jiqsi.v2i2.29Kata Kunci:
Ahlul Bait, Buya Hamka, Ma’na cum Maghza, Tafsir Al-AzharAbstrak
Konsep Ahlul-Bait dalam Islam sering menjadi perdebatan, baik secara teologis maupun sosial, terutama terkait siapa yang termasuk di dalamnya dan bagaimana posisi mereka dalam masyarakat. Penelitian ini menganalisis penafsiran Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar mengenai Ahlul Bait dengan pendekatan ma’na cum maghza, yang menggabungkan makna tekstual (ma’na) dan pesan kontekstual (maghza). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hamka memahami Ahlul Bait tidak hanya sebagai keluarga biologis Nabi Muhammad SAW, tetapi juga mereka yang memiliki kedekatan spiritual dan keteladanan akhlak.
Di sisi lain, fenomena tokoh seperti Habib Bahar bin Smith, yang mengklaim sebagai Ahlul Bait namun terlibat kontroversi—seperti kekerasan dan ujaran kebencian—menjadi benturan dengan konsep kesucian dan keteladanan yang melekat pada Ahlul Bait. Hamka menegaskan bahwa kemuliaan seseorang ditentukan oleh iman dan amal, bukan sekadar nasab. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemahaman Ahlul Bait harus mengedepankan nilai moral dan kontribusi sosial, bukan klaim identitas semata.





